1.
Keberadaan
Manusia
Pada diri
manusia terdapat perpaduan sifat yang berlawanan. Manusia adalah hadits, baru,
dari sifat jasmaninya, dan Azali dari roh ilahinya. Oleh karena itu pada diri
manusia terdapat sifat baik, yang menyerupai sifat Tuhan, dan terdapat sifat
buruk. Ketika Allah menyaksikan kesombongan iblis, yaitu tidak mau sujud kepada
Adam.
2.
Hakikat
Manusia
Asal –
usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bias di pisahkan dari teori tentang
spesies baru yang berasal dari spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui
proses evolusi.
Ø Penganut
teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homonekanicus ( manusia mesian ).
Behavior lahir sebagai perilaku yang tampak saja. Menurut aliran ini, seegala
sesuatu tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran
terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek rasional dan emosional.
Ø Penganut
teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens ( manusia berpikir ).
Penganut kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak
nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Pada hal berpikir,
memutuskan, menyatakan, memahami dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.
Ø Penganut
humanism menyebut manusia sebagai homo Iudens ( manusia bermain ). Menurut
humanism, manusia berpelilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, dan
mengaktualisasikan dirinya. Perdebatan mengenai siapa manusia di kalangan para
ilmuwan terus berlangsung dan tidak menemukan kesepakatan yang tuntas.
Konsep manusia di dalam Al – Qur’an dipahami dengan memperhatikan kata –
kata yang saling menunjuk pada makna manusia, yaitu basyar, insane, an – nas,
bani Adam, dan Abdun. Al – Qur’an memandang manusia sebagai makhluk biologis,
psikologis, social, keturunan Adam, dan pengabdi.
3. Manusia dan Tanggung Jawab
Manusia merupakan mahluk individual (pribadi), manusia juga mahluk
sosial (berkmasyarakat) dan manusia juga merupakan mahluk pengabdi dalam
batasan seorang hamba (religi) artinya adalah manusia itu sendiri sebagai
mahluk tuhan. Jika ditinjau dari definisi manusia dari aspek tersebut diatas
maka tidak akan terlepas peranan manusia di dunia ini yang mencakup ketiganya
secara sederhana namun kompleks. Sehingga dari pernyataan dan definesi tersebutlah
dapat disimpulkan bahwa manusia adalah mahluk pembelajar.
Karena manusia pada hakikatnya adalah mahluk pembelajar, maka diperlukan
sebuah kontrol sistem dalam sebuah pemainan karakter didunia ini, yaitu
tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan kesadaran akan setiap sikap dan
tingkah laku yang telah dilakukan atau bahkan akan dilakukan, baik sengaja atau
tidak di dalam dunia ini, baik secara personal, sosial hingga kejenjang yang
lebih tinggi yaitu pengabdian seorang hamba terhadap tuhannya.
Tanggung jawab merupakan aktualisasi dan perwujudan dari sikap sadar
seorang yang dikatakan manusia. Jika manusia melakukan suatu hal dengan resiko
dan penyelesaian masalahnya dilakukan dalam keadaan tidak sadar, baik sakit atau pengaruh
obat – obatan maka tidak dapat dikatakan sebagai si tanggung jawab.
Jika si manusianya tidak mau dan tidak dapat bertanggung jawab, maka si
manusianya secara tidak langsung tidak sadar atau bukan manusia. Hanya saja
perwujudan secara fisik tampak seperti manusia.
4.
Tugas dan
Peran Manusia
Manusia dengan makhluk Allah lainnya sangat berbeda apalagi manusia
memiliki kelebihan-kelebihan yg tidak dimiliki oleh makhluk yg lain salah
satunya manusia diciptakan dengan sebaik-baik bentuk penciptaan namun kemuliaan
manusia bukan terletak pada penciptaannya yg baik tetapi tergantung pada;
apakah dia bisa menjalankan tugas dan peran yg telah digariskan Allah atau
tidak bila tidak maka ia akan dimasukkan ke dalam neraka dgn segala kesengsaraannya. Allah SWT
berfirman yg artinya “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yg sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yg serendah-rendahnya
kecuali orang-orang yg beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka bagi mereka
pahala yang tiada putus-putusnya.” .
Paling kurang ada tiga tugas dan peran yang harus dimainkan oleh manusia dan
sebagai seorang muslim kita bukan hanya harus mengetahuinya tetapi
menjalankannya dalam kehidupan ini agar kehidupan umat manusia bisa berjalan dengan
baik dan menyenangkan.
Beribadah kepada Allah SWT merupakan tugas pokok bahkan satu-satunya
tugas dalam kehidupan manusia sehingga apa pun yang dilakukan oleh
manusia dan sebagai apa pun dia
seharusnya dijalani dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT sebagaimana
firman-Nya yang artinya “Dan Aku tidak menciptakan manusia kecuali supaya
mereka menyembah-Ku.” . Agar segala yang kita lakukan bisa dikategorikan ke dalam
ibadah kepada Allah SWT paling tidak ada tiga kriteria yang harus kita penuhi.
Pertama lakukan segala sesuatu dengan niat yg ikhlas karena Allah SWT.
Kedua lakukan segala sesuatu dengan cara yang benar
bukan membenarkan segala cara sebagaimana yg telah digariskan oleh Allah SWT
dan dicontohkan oleh Rasul-Nya. Manakala seorang muslim telah menjalankan segala sesuatu sesuai
dengan ketentuan Allah SWT maka tidak ada penyimpangan-penyimpangan dalam
kehidupan ini yang membuat perjalanan hidup manusia menjadi sesuatu yang
menyenangkan. Ketiga adalah lakukan
segala sesuatu dengan tujuan mengharap ridha Allah SWT dan ini akan membuat manusia
hanya punya satu kepentingan yakni ridha-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar